Saturday, September 7, 2013

Seni hidup hemat tapi gaya....

Judulnya cukup kontroversial gimana tuh hidup hemat tapi gaya? Rasanya tidak mungkin.....Eits tunggu dulu siapa bilang gak mungkin? Semuanya mungkin selama kita bisa puter otak. Memang biaya hidup di Jakarta makin hari makin meningkat dan ditambah rupiah melemah, inflasi tinggi, pajak naik. Wah klop lah sudah bagi golongan menengah sewaktu-waktu bisa terdorong kembali ke jurang bawah. Cuma toh kalau kita puter otak kita masih bisa menikmati apa yang ada menjadi lebih. Contohnya ya itu hidup gaya. Itu kan tuntutan juga. Masa gara-gara harga-harga melambung lantas kita bermuram durja? Tampilan jadi lusuh dan mati gaya. Santai dong coba kita lihat apa yang bisa dilakukan. Pertama-tama coba di data berapa rupiah selama ini keluar buat mendongkrak penampilan? Mulai dari busana, sepatu sampai aksesoris seperti jam tangan. Kesannya mungkin hanya bisa ditebus dengan harga mahal tapi ternyata enggak juga lho.



Kita mulai dari busana saja dulu. Minimal kan kita harus punya dua jenis busana yaitu Formal dan Casual. Nah untungnya buat mereka yang aktifitas kerjanya tidak harus pakai seragam banyak pilihan yang bisa dipakai. Saya misalnya karena tidak harus pakai seragam atau lengan panjang polos memilih pakai batik saja. Untungnya batik lagi trend dan banyak jenis dan kualitasnya harga pun terjangkau ya sudah beli saja banyak-banyak jadi setiap hari gak pernah sama. Urusan celana saya biasa pake jeans, sudah lama saya memilih membeli Wrangler ketimbang Levis yang selangit. Tapi lambat laun Wrangler jadi mahal sehingga saya beralih ke Tira yang lebih akur di kantong.





Dari sana pindah ke urusan sepatu. Untuk sepatu saya selalu pakai yang cocok untuk naik motor. Biasanya model boots. Untuk merk biasanya pakai Rockport ada satu Timberland, Geox. Tapi ketiga merk ini sekarang jadi mahal ampun-ampunan meski kualitas prima toh harganya bikin geleng-geleng. Maka saya beralih ke merk lain untungnya ada Weinbrenner. Merk yang sekarang dimiliki Bata ini harganya bisa seperempat Timberland. Sementara model dan daya tahan lumayan bagus dan awet.

Sekarang urusan jam tangan atau arloji. Syukurnya saya bukan tipe yang suka pakai jam blink-blink dari metal. Ada sih merk Seiko tapi saya lebih suka yang murah meriah sehingga bisa pakai Casio. Bukan Casio G-Shock yang berat dan tebal tapi tipe standar yang baterainya sampai 10 tahun. Gimana untuk tas? Untuk tas meski punya tas ransel kamera merk Lowe Pro yang life-time warranty tapi sehari-hari saya pakai merk Bodypack yang murah tapi kuat dan tahan lama.

No comments: