Friday, May 17, 2013

Yamaha S-Max 160, Mid Size Scooter Pesaing Honda PCX?

Tanggal 16 Mei lalu setelah sebelumnya nonggol di Osaka Motorcycle Show akhirnya varian terendah skuter Yamaha di lini Majesty, Yamaha S-Max 160 di luncurkan di Taiwan. Skutik yang sebelumnya dilabeli Majesty S 155, Akhirnya dilabeli S-Max untuk pasar Taiwan, melengkapi lini skutik kelas Max yang sebelumnya telah ada yaitu X-Max dan T-Max. Penamaan ini mirip seperti yang dilakukan oleh Skutik Suzuki yang menggunakan nama Skywave untuk pasar Asia dan Burgman untuk pasar Amerika. 

Sewaktu namanya masih Majesty S



Secara penampilan dan spesifikasi S-Max 160 akan bersaing ketat dengan Honda PCX 150 yang telah lebih dulu mendominasi pasar skutik mid size global. Jika YIMM pada akhirnya berani membawa S-Max ke Indonesia maka dia akan bersaing dengan Honda PCX 150 yang di impor secara CBU oleh AHM dari Thailand dan SYM Joyride 200 yang diimpor oleh SKN secara SKD dari Vietnam. 



Setelah dilabeli S-Max 160


Skutik yang meski dilabeli angka 160 ini sebenarnya hanya memiliki kubikasi 155cc. Pembulatan cc memang lazim terjadi di kendaraan bermotor khususnya skutik. Seperti halnya yang dilakukan SYM di Joyride yang menggunakan embel-embel angka 200 meski kubikasi skutiknya hanya 170cc. 


Spesifikasi dan detail S-Max



Terdapat sejumlah faktor plus dan minus dari skutik Yamaha yang masuk di level premium ini jika dibandingkan dengan PCX. Kita mulai dari faktor minusnya dulu yaitu ban-nya yang berukuran 13. Oleh Yamaha ban depan dan belakang skutik ini masing-masing diberi ban gambot ukuran 120/70 -13 depan dan 130/70-13 belakang meski terlihat kekar dipastikan akan sulit mencari ban ukuran ini di Indonesia. Faktor lainnya adalah posisi duduk pengendara yang tidak kurang dapat selonjor meski dek terbilang luas begitu pun posisi duduk pembonceng yang tergolong tinggi karena jok yang menganut sistem bertingkat. Ground Clearance S-Max juga terlihat cukup rendah (sekitar 11-12 cm) meski menambah kestabilan karena center gravity relatif dekat dengan tanah di perkirakan akan menemui masalah apabila digunakan di jalanan ibu kota yang memiliki speed bump kelewat tinggi. Lampu depan  S-Max standar tipe H-4 yang menggunakan model single meski dibantu lampu senja kiri kanan tipe LED dari tayangan TVC-nya masih terlihat sedikit kurang terang. Bagasinya yang memiliki kapasitas 32 L juga sedikit disayangkan hanya dapat memuat sebuah helm full face karena termakan oleh ruang untuk mono shock dan posisi jok pengendara yg berbentuk seat-in. Faktor minus lainnya adalah bentuk buritan belakang yang terlihat kosong dan rentan patah karena memiliki lekuk rumah lampu plat nomor yang terlalu menonjol. Tentu saja faktor minus krusial yang tidak ditemukan di S-Max adalah teknologi ISS yang menjadi paten Honda. 


Mending S-Max atau X-Ride? :-) 


Faktor plus S-Max sendiri cukup banyak dibandingkan PCX. Mulai dari dek rata yg lebih luas, ban yang lebih kekar, rem dobel cakram depan belakang, mesin 155cc 4 Valve SOHC yang diklaim hanya mengkonsumsi 1 L per 47km, lampu rem dan lampu senja LED, serta indikator yg lebih lengkap (tacho, volt, clock, oil) serta mode hazard lamp. Sayang indikator bensin masih bertipe analog. Tangki bensin eksternal dengan kapasitas 7,4 L, laci model terbuka, shooping  hook, underseat storage lebih luas (32L vs 25L), dan tentunya jangan dilupakan suspensi belakang model monoshock rebah. S-Max yang tersedia di Taiwan dalam 5 pilihan warna (hitam, putih, merah, biru dan abu) ini ditawarkan dengan harga NTD 91800 atau sekitar 30 juta rupiah (diperkirakan akan diatas atau sama dengan harga jual PCX di Indonesia jika dijual oleh YIMM). 

Foto-foto dan spek teknis dari Jorsindo.com