Sunday, August 11, 2013

Mau berapa besar ?

Bicara soal kubikasi pada motor yang beredar di Indonesia seperti membicarakan fitur canggih pada smartphone. Semua pengguna maunya spesifikasi setinggi-tingginya tapi ujung-ujungnya akan terbentur dengan realita yang ada. Pada smartphone banyak fitur canggih tidak atau belum bisa dimanfaatkan akibat kualitas jaringan yang belum memadai. Lha punya smartphone berkoneksi LTE tapi sekadar sinyal 3G pun masih kembang kempis. Jangankan bervideo phone ria mau update status di FB saja sering gagal. Hal yang sama berlaku di motor semua maunya punya kubikasi yang besar karena identik dengan tenaga ganas, tapi apa daya jalannya macet bukan kepalang.


Yang penting besar Bro?




Saat ini konsumen motor di Indonesia baru puas kalau motor baru yang dia beli memiliki kubikasi mulai dari 125cc. Menggeser trend kubikasi 110cc-115cc yang masih jadi standar di beberapa motor entry level. Beberapa malah baru lega jika kubikasi mulai dari 150cc dan tertawa lepas ketika kubikasi mentok di 250cc.  Di atas 250cc biasanya konsumen mulai mikir soal pajak dan konsumsi bbm meskipun tetap mengidamkan kubikasi 400cc atau bahkan 1000cc. 

Saya sendiri termasuk konsumen yang mulai belajar naik motor lewat kubikasi 110cc. Cuma karena ini motor 2 Tak katanya powernya sebenarnya setara dengan 220cc di motor 4 Tak. Makanya dulu tidak heran lumayan repot belajarnya. Sedangkan di era 4 Tak saya mulai dari 110cc ke 125cc dan baru sekarang masuk di kelas 150cc. Rasanya maksimal kubikasi yang saya bisa handle akan mentok di 250cc saja. Lewat dari sana rasanya bakal emoh. Kecuali entah bagaimana ada mukjijat yang bisa mengubah lalu lintas Jakarta jadi senyaman era 80-an dan jalan tol boleh dilalui kendaraan roda dua. Bukan apa-apa ketimbang meringis menahan berat dan panasnya motor kubikasi besar di tengah kemacetan, mendingan pakai motor yang kubikasinya pas untuk kemacetan. Tidak kebesaran tapi pas sedang-sedang saja.

No comments: