Akhirnya koneksi internet ke Amerika dan Eropa sudah dibenahi. Wah repot juga kalau kejadian seperti ini sering-sering terjadi. Bukan apa-apa saya sudah berencana bakal memuat artikel pas 1 Januari 2007, dan rencana itu jadi batal gara-gara gangguan tersebut. Menurut beberapa artikel di media cetak dan internet ini terjadi sebagai akibat tidak adanya backbone internet di Indonesia yang memadai tapi menurut saya sih ini akibat dua hal:
Hanya saja dari kejadian tersebut ada beberapa hal yang saya saluti, salah satunya adalah kesiapan tim reparasi di Taiwan yang kurang dari dua minggu sudah berhasil memperbaiki kerusakan kabel di bawah laut. Selain dukungan teknologi dan biaya yang memadai tentunya bukan hal yang gampang untuk meminta orang pergi ke tengah Laut China Selatan yang mengganas di bulan Desember, di tengah suasana Natal dan Tahun Baru yang menjadi libur Internasional untuk memperbaiki putusnya kabel serat optik. Sekali lagi acungan jempol buat mereka.
Yang kedua hal tersebut tidak sampai menimbulkan kepanikan dan berita simpang siur yang acap terjadi di tanah air manakala terjadi satu peristiwa skala internasional.(millenium bug everyone?). Mungkin karena internet benar-benar masih menjadi kebutuhan nomer sekian di Indonesia? Apapun itu saya senang bisa berinternet lagi dengan lancar.
- Sebagian besar orang Indonesia masih malas ikut menyumbangkan artikel dan fasilitas yang berguna di Internet, sehingga kita masih lebih banyak merambah artikel dan fasilitas yang dibuat oleh orang luar Indonesia. Sebagai akibatnya ketika koneksi internet ke luar putus, kita yang begitu tergantung dengan artikel dan fasilitas luar jadi tidak bisa melakukan apa-apa di Internet.
- Harusnya dari sini APJII dan pemerintah mulai bergerak untuk menyederhanakan dan memperbanyak fasilitas hosting dalam negeri yang murah, efisien dan reliable. Kalau untuk memperoleh domain ac.id yang notabene untuk keperluan pendidikan saja sulit, bagaimana kita tertarik untuk menghosting situs di dalam negeri?
Hanya saja dari kejadian tersebut ada beberapa hal yang saya saluti, salah satunya adalah kesiapan tim reparasi di Taiwan yang kurang dari dua minggu sudah berhasil memperbaiki kerusakan kabel di bawah laut. Selain dukungan teknologi dan biaya yang memadai tentunya bukan hal yang gampang untuk meminta orang pergi ke tengah Laut China Selatan yang mengganas di bulan Desember, di tengah suasana Natal dan Tahun Baru yang menjadi libur Internasional untuk memperbaiki putusnya kabel serat optik. Sekali lagi acungan jempol buat mereka.
Yang kedua hal tersebut tidak sampai menimbulkan kepanikan dan berita simpang siur yang acap terjadi di tanah air manakala terjadi satu peristiwa skala internasional.(millenium bug everyone?). Mungkin karena internet benar-benar masih menjadi kebutuhan nomer sekian di Indonesia? Apapun itu saya senang bisa berinternet lagi dengan lancar.